
Semua berawal dari saat saya kelas X. Ketika saya mulai memasuki bangku
SMA (Aliyah), kebetulan kakak saya masuk jenjang perguruan tinggi. Ketika saya
disinggung mengenai cita-cita di masa depan, saya belum ada gambaran sama
sekali. Hingga suatu ketika Ibu saya bilang “Ibuk kepingin salah siji
anake Ibuk bisa sekolah ndek Farmasi.” Ungkap beliau. Awalnya
perkataan itu tidak membekas di benak dan pikiran saya. Namun entah mulai kapan
tepatnya, lambat laun ucapan Ibu saya tersebut membuat hati saya tergerak. Saya
mulai memikirkan tentang Farmasi dan berusaha mencari tahu dari berbagai sumber
mengenai Farmasi, Apoteker, Obat, dan lain sebagainya.
Pada waktu itu, kakak saya ternyata diterima di FMIPA Matematika ITS.
Jadi otomatis tinggal saya yang bakal masuk bangku perkuliahan. Memilih sebuah
jurusan yang cocok dan benar-benar kita minati, memanglah tidak semudah membalik
jemuran baju.. hehe. :) Saya yakin semua orang setuju dengan pendapat saya. Saya
pun juga pernah merasa buntu dan frustasi untuk memilih jurusan apa yang tepat
buat saya. Apalagi saat akhir-akhir kelas XII seperti sekarang. Saya merasa
belum tahu apa yang menjadi keahlian saya dan apa yang benar-benar saya
minati.
Namun satu hal yang saya jadikan motivasi hingga saat ini adalah apa
yang menjadi harapan Ibu saya. Kenapa? karena Ibu adalah segalanya bagi saya.
Maksudnya beliaulah orang yang telah berjasa bagi saya. Ya, Jadi saat ini
saya sudah memutuskan apa yang ingin saya ambil untuk meraih masa depan saya alias mau jadi apa.
(InsyaAllah). Sejak kesadaran itu, saya mulai yakin dan optimis untuk mengambil
jalan bercita-cita menjadi seorang
Farmasis. (InsyaAllah). Bukankah doa seorang Ibu sangat mujarab??? Jadi itulah
yang sekarang saya jadikan pegangan.
Awalnya nggak ada getaran sama sekali sama
jurusan itu. Namun, ternyata saya benar-benar mulai jatuh cinta dengan jurusan
itu, walaupun belum mempelajarinya. Sejak Ibu saya mengatakan keinginannya,
saya sangat semangat untuk mencapai mimpi itu. Tapi, kalau diflashback, percaya nggak percaya waktu dulu saya baru
masuk SMA, ketika ditanyai cita-cita mau jadi apa, spontan saya menjawab ingin
jadi apoteker. Padahal nggak ngerti apaan tuh apoteker... hehe.., Kalau sekarang
saya berfikir kembali, kadang-kadang hal yang spontan dan tanpa disadari, malah
bisa menjadi pilihan kita nantinya. Bahkan semakin hari semakin
yakin dan optimis bahwa cita-cita saya sekarang adalah menjadi seorang
Apoteker.
Keinginan untuk mewujudkan mimpi menjadi Apoteker semakin menggebu
ketika saya sudah mendekati masa akhir SMA. Pemikiran saya semakin yakin bahwa
cita-cita menjadi seorang apoteker tidak salah, alias sudah tepat bagi saya.
Melihat peluang kerja nantinya, saya sangat ingin segera menginjak masa kuliah.
Banyak orang mengatakan kalau farmasi itu sulit. Bahkan akan sulit mendapatkan
IPK bagus. Ada pula yang bilang kalau “Nanggung ngambil jurusan
apoteker, mendingan kedokteran sekalian deh!”,
“Farmasi Kimianya berat lho!!” Namun semua itu tidak menyurutkan keinginan saya karena yang ada
dipikiran saya saat ini hanyalah ingin masuk Farmasi, menjadi apoteker dan bisa mewujudkan
keinginan Ibu saya.
Pernah suatu ketika saya 3 hari tidak bisa tidur nyenyak karena sangat
serius memikirkan jurusan yang ingin saya ambil. Dan hampir-hampir saya
melepaskan Farmasi dari angan saya. Akan tetapi dengan pertimbangan dan
pemikiran yang matang saya jadi kembali semangat mengejar mimpi
menjadi apoteker. Itu pun tak lepas dari nasihat ibu saya yang bilang kalau
saya harus yakin dalam pilihan awal saya. Lagi pula kedua orang tua saya juga
sudah memberikan ridho bagi saya untuk mengambil jurusan Farmasi. Mungkin saja
dengan begitu, pintu keridhoan Allah juga terbuka bagi saya.
(AMIIIN). Selain itu, membuat bahagia
hati orang tua kita (terutama ibu) bukankah hal yang baik??
Mendengar
berbagai komentar dari oranglain, baik yang menanggapi baik atau malah merendahkan tentang
mimpi saya, saya kadang tak peduli. Malahan kalau bisa jadikan sebagai ‘cambuk’ aja. Bukankah semua
yang akan diambil seseorang pasti mengandung konsekuensi yang harus
ditanggung?? Bukankah memang semua itu dasarnya “Bersusah-susah dahulu
bersenang-senang kemudian??” jadi kalau kita mau berprihatin dan berjuang
dalam kesulitan, maka hasil akhirnya akan manis, semanis apa yang kita
harapkan. Begitulah hukum sebab akibat yang memang berlaku dalam kehidupan. Namun
jauh dari itu, manusia hanya bisa berharap, berusaha, dan berdoa. Sekalipun optimis, harus
mempersiapkan dengan kemungkinan terburuk sebagai antisipasi. Karena keputusan
akhir ada di tangan Allah.
Hal terbesar yang sampai kapanpun akan selalu saya tanamkan dalam diri
saya sendiri adalah selalu optimis, percaya pada mimpi, berusaha, berprasangka
baik (positive thinking) maka InsyaAllah “Nothing Impossible kok!! ”
Jadi begiulah cerita yang ingin saya bagi pada pembaca. Bagi Anda yang masih
bingung memilih jurusan, mungkin bisa Anda coba dengar masukan dari orang-orang
terdekat di sekeliling Anda. Bisa jadi akan mempermudah Anda mengambil solusi
dan keputusan terbaik untuk masa depan Anda. Semoga pintu kemudahan dari
Allah selalu terbuka lebar bagi kita yang sedang berjuang mengejar cita-cita ya
(amiin)..., Ganbatte!!!
0 komentar:
Posting Komentar