Pages

Rabu, 11 Februari 2015

Dari Hati Ibu ke Hati Saya

Mengapa judul postingan kali ini seperti di atas? Apa yang ingin saya bahas di sini?? Pasti Anda heran dan bertanya-tanya.,. Oke begini. Saya memang bukanlah seorang motivator hebat. Namun di balik itu semua saya hanya ingin membagi pengalaman saya kepada pembaca, yang mungkin ada sedikit hal yang bisa kita pelajari bersama.

Semua berawal dari saat saya kelas X. Ketika saya mulai memasuki bangku SMA (Aliyah), kebetulan kakak saya masuk jenjang perguruan tinggi. Ketika saya disinggung mengenai cita-cita di masa depan, saya belum ada gambaran sama sekali. Hingga suatu ketika Ibu saya bilang “Ibuk kepingin salah siji anake Ibuk bisa sekolah ndek Farmasi.” Ungkap beliau. Awalnya perkataan itu tidak membekas di benak dan pikiran saya. Namun entah mulai kapan tepatnya, lambat laun ucapan Ibu saya tersebut membuat hati saya tergerak. Saya mulai memikirkan tentang Farmasi dan berusaha mencari tahu dari berbagai sumber mengenai Farmasi, Apoteker, Obat, dan lain sebagainya.

Pada waktu itu, kakak saya ternyata diterima di FMIPA Matematika ITS. Jadi otomatis tinggal saya yang bakal masuk bangku perkuliahan. Memilih sebuah jurusan yang cocok dan benar-benar kita minati, memanglah tidak semudah membalik jemuran baju.. hehe. :) Saya yakin semua orang setuju dengan pendapat saya. Saya pun juga pernah merasa buntu dan frustasi untuk memilih jurusan apa yang tepat buat saya. Apalagi saat akhir-akhir kelas XII seperti sekarang. Saya merasa belum tahu apa yang menjadi keahlian saya dan apa yang benar-benar saya minati. 

Namun satu hal yang saya jadikan motivasi hingga saat ini adalah apa yang menjadi harapan Ibu saya. Kenapa? karena Ibu adalah segalanya bagi saya. Maksudnya beliaulah orang yang telah berjasa bagi saya. Ya, Jadi saat ini saya sudah memutuskan apa yang ingin saya ambil untuk meraih masa depan saya alias mau jadi apa. (InsyaAllah). Sejak kesadaran itu, saya mulai yakin dan optimis untuk mengambil jalan bercita-cita menjadi seorang Farmasis. (InsyaAllah). Bukankah doa seorang Ibu sangat mujarab??? Jadi itulah yang sekarang saya jadikan pegangan.

Awalnya nggak ada getaran sama sekali sama jurusan itu. Namun, ternyata saya benar-benar mulai jatuh cinta dengan jurusan itu, walaupun belum mempelajarinya. Sejak Ibu saya mengatakan keinginannya, saya sangat semangat untuk mencapai mimpi itu. Tapi, kalau diflashback, percaya nggak percaya waktu dulu saya baru masuk SMA, ketika ditanyai cita-cita mau jadi apa, spontan saya menjawab ingin jadi apoteker. Padahal nggak ngerti apaan tuh apoteker... hehe..,  Kalau sekarang saya berfikir kembali, kadang-kadang hal yang spontan dan tanpa disadari, malah bisa menjadi pilihan kita nantinya. Bahkan semakin hari semakin yakin dan optimis bahwa cita-cita saya sekarang adalah menjadi seorang Apoteker.

Keinginan untuk mewujudkan mimpi menjadi Apoteker semakin menggebu ketika saya sudah mendekati masa akhir SMA. Pemikiran saya semakin yakin bahwa cita-cita menjadi seorang apoteker tidak salah, alias sudah tepat bagi saya. Melihat peluang kerja nantinya, saya sangat ingin segera menginjak masa kuliah. Banyak orang mengatakan kalau farmasi itu sulit. Bahkan akan sulit mendapatkan IPK bagus. Ada pula yang bilang kalau “Nanggung ngambil jurusan apoteker, mendingan kedokteran sekalian deh!”, “Farmasi Kimianya berat lho!!” Namun semua itu tidak menyurutkan keinginan saya karena yang ada dipikiran saya saat ini hanyalah ingin masuk Farmasi, menjadi apoteker dan bisa mewujudkan keinginan Ibu saya.

Pernah suatu ketika saya 3 hari tidak bisa tidur nyenyak karena sangat serius memikirkan jurusan yang ingin saya ambil. Dan hampir-hampir saya melepaskan Farmasi dari angan saya. Akan tetapi dengan pertimbangan dan pemikiran yang matang saya jadi kembali semangat mengejar mimpi menjadi apoteker. Itu pun tak lepas dari nasihat ibu saya yang bilang kalau saya harus yakin dalam pilihan awal saya. Lagi pula kedua orang tua saya juga sudah memberikan ridho bagi saya untuk mengambil jurusan Farmasi. Mungkin saja dengan begitu, pintu keridhoan Allah juga terbuka bagi saya. (AMIIIN). Selain itu, membuat bahagia hati orang tua kita (terutama ibu) bukankah hal yang baik??

Mendengar berbagai komentar dari oranglain, baik yang menanggapi baik atau malah merendahkan tentang mimpi saya, saya kadang tak peduli. Malahan kalau bisa jadikan sebagai ‘cambuk’ aja. Bukankah semua yang akan diambil seseorang pasti mengandung konsekuensi yang harus ditanggung?? Bukankah memang semua itu dasarnya “Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian??” jadi kalau kita mau berprihatin dan berjuang dalam kesulitan, maka hasil akhirnya akan manis, semanis apa yang kita harapkan. Begitulah hukum sebab akibat yang memang berlaku dalam kehidupan. Namun jauh dari itu, manusia hanya bisa berharap, berusaha, dan berdoa. Sekalipun optimis, harus mempersiapkan dengan kemungkinan terburuk sebagai antisipasi. Karena keputusan akhir ada di tangan Allah.

Hal terbesar yang sampai kapanpun akan selalu saya tanamkan dalam diri saya sendiri adalah selalu optimis, percaya pada mimpi, berusaha, berprasangka baik (positive thinking) maka InsyaAllah “Nothing Impossible kok!!

Jadi begiulah cerita yang ingin saya bagi pada pembaca. Bagi Anda yang masih bingung memilih jurusan, mungkin bisa Anda coba dengar masukan dari orang-orang terdekat di sekeliling Anda. Bisa jadi akan mempermudah Anda mengambil solusi dan keputusan terbaik untuk masa depan Anda. Semoga pintu kemudahan dari Allah selalu terbuka lebar bagi kita yang sedang berjuang mengejar cita-cita ya (amiin)...,  Ganbatte!!!

0 komentar:

Posting Komentar