Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,
ماَ مَلأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ
يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَامَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ
وَ ثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
“Tidakkah anak Adam mengisi bejana yang lebih
buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang dapat
menegakkan tulang sulbinya. Kalaulah dia harus berbuat, maka sepertiga untuk
makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk napasnya.”
(Diriwayatkan At-Tirmidzy dan Ahmad. Al-Abany menshahihkan dalam Shahihul-Jami’,
5674)
Masalah Makanan
Ibnul-Qayyim berkata, “Barang siapa
memperhatikan makanan Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam dan apa yang
beliau makan, tentu akan mendapatkan bahwa beliau tidak pernah memadukan
antara:
-Susu dengan ikan.
-Susu dengan makanan yang asam
-Susu dengan telur
-Susu dengan daging
-Dua jenis makanan yang sama-sama panas
-Dua jenis makanan yang sama-sama dingin
-Dua jenis makanan yang sama-sama lengket
-Dua jenis makanan yang sama-sama mudah
mengkerut
-Dua jenis makanan yang sama-sama keras
-Dua jenis makanan yang sama-sama lembek
-Dua jenis makanan yang berbeda, yang keras
dengan lembek
-Dua jenis makanan yang berbeda, yang mudah
dicerna dan yang sulit dicerna
-Makanan yang dipanggang dengan yang direbus
-Daging yang segar dengan daging yang sudah
dibuat dendeng
Beliau juga tidak menyantap makanan pada saat
cuaca sangat panas, tidak menyantap makanan yang dimasak dua kali dan basi lali
dihangatkan kembali untuk esok hari, tidak menyantap makanan yang bususk atau
basi dan sangat asin, seperti makanan yang direndam garam (asinan) dan makanan
yang direndam cuka. Semua itu kurang bagus dan dapat mengganggu kesehatan serta
menurunkan vitalitas tubuh.
Nabi
Shalallahu Alaihi wa Sallam biasa mengurangi makanan yang panas dengan
makanan yang dingin, yang kering dengan yang segar, seperti yang beliau
lakukanbterhadap mentimun dan kurma, sebagai mana beliau memakan kurma dengan
mentega (minyak samin) meminum perahan bah kurma untuk melembutkan makanan yang
keras, yang merupakan inti gizi makanan.
Yanng
tidak termasuk dalam petunjuk Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam ialah
meminum minuman yang diperkirakan berdampak negatif. Apalagi jika airnya panas
atau dingin sekali, karena yang demikian itu sangat tidak baik. (Ath-Thibb
An-Nabawy, hal. 218-224)
Inilah
beberapa petunjuk lain dari Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam tentang makan dan minum.
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shalallahu Alaihi
wa Sallam tidak pernah mencela makanan. Jika tertarik, maka beliau
memakannya. Jika tidak, maka beliau meninggalkannya.” (Muttafaq Alaihi;
Al-Bukhary, 5409; Muslim, 2064)
Rasulullah
Shalallahu Alaihi wa Sallam menyukai daging. Adapun bagian yang paling
beliau sukai adalah bagian paha dan kaki depan domba. Karena itulah wanita
Yahudi menyusupkan racun di bagian ini.
Rasululah Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah dijamu dan diberi
bagian lengan. Maka beliau sangat tertarik kepadanya. (Muttafaq Alaihi;
Al-Bukhary, 5712; Muslim, 194)
Bagian yang paling disukai Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
itu adalah daging yang paling mudah dicerna perut, baik daging di bagian lengan
atau paha.
Rasulullah juga menyukai yang manis-manis dan madu. Diriwayatkan dari
Aisyah Radhiyallahu Anha, dia berkata, “Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam
menyukai manisan dan madu.” (Shahih Al-Bukhary; 5614)
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam juga menyukai roti yang
diberi kuah selagi ada kuah. Terkadang beliau campur juga dengan daging,
terkadang dengan labu, terkadang dengan kurma dan terkadang dengan cuka. Beliau
bersabda, “Kuah yang paling baik adalah cuka.” (Shahih Muslim; 2052)
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam makan buah-buahan asli daerah
sendiri ketika tiba musimnya dan tidak anti padanya. Ini juga termasuk sebab
pokok dalam menjaga kesehatan.
Tentang cara makan dan minum, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,
لاَآكُلُ مُتَّكِئًا
“Aku tidak makan dengan bersandar.” (Shahih Al-Bukhary; 5398)
Ada beberapa jenis bersandar :
-Bersandar pada lambung
-Bersila dengan kaki di bawah paha
-Bersandar pada sesuatu
Cara pertama tidak bagus
saat makan, karena dapat menghalangi kelancaran jalannya makanan secara alami
dan menghambat jalannya menuju perut besaar serta menekan perut hingga ia tidak
terbuka untuk menerima makanan.
Dua
cara yang lainnya menggambarkan duduknya para penguasa dikatator dan menafikan
penghambaan. (Ath-Thibb An-Nabawy, hal. 221-222)
Cara
duduk bersila Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam ini ialah
mempertemukan telapak kaki kiri pada punggung telapak kaki kanan, sebagai wujud
tawadhu’ kepada Allah, dan ini merupakan cara duduk yang paling ideal saat
makan.
Petunjuk
lain yang disampaikan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam sehubungan
dengan cara makan, beliau bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا اَوْ
يُلْعِقَهَا
“Jika salah seorang di antara kalian selesai
makan, janganlah membasuh tangannya hingga dia menjilatinya atau menjllatkannya
kepada orang lain.” (Shahih Muslim; 2044)
Beliau
biasa makan dengan menggunakan tiga jari. Ini merupakan cara makan yang paling
ideal. Cara makan yang paling bermanfaat ialah mengikuti cara makan beliau.
Rasulullah
Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda,
يَا غُلَامُ سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anak muda, sebut nama Allah, makanlah
dengan tangan kananmu dan ambillah makanan yang paling dekatdenganmu.”
(Muttafaq Alaihi; Al-Bukhary, 5376; Muslim, 2022)
Masalah Minuman
Ibnul-Qayyim berkata, “Rasulullah Shalallahu
Alaihi wa Sallam biasa meminum madu yang dicampur air dingin. Yang demikian
ini dimaksudkan untuk menjaga kesehatan, yang tidak diketahui manfaatnya
kecuali orang para ahli medis. Minum madu yang dicampur air sebelum makan dapat
meluruhkan dahak dan lendir, membersihkan pengendapan di perut, menyingkirkan
ampas-ampasnya, membuat hangat secara alami, membuka perintangannya. Hal yang
sama juga dapat ia lakukan terhadap hepar/liver dan kandung kemih.” (Ath-Thibb
An-Nabawy, hal. 218-229)