PENYAKIT DAN PENGOBATAN
AN-NABAWY
Macam-macam penyakit
Penyakit memiliki definisi sebagai keadaan di mana terjadi perubahan yang
dapat dirasakan dan keluar dari kondisi normal, baik bersifat materiel maupun
spiritual serta mengakibatkan bahaya yang nyata. Jenis dan macam dari penyakit
itu sendiri juga beragam. Mulai dari penyakit ringan yang mudah disembuhkan,
hingga penyakit yang akut (parah) dan butuh pengobatan yang lebih intensif
untuk menyembuhkannya.
Di dalam pandangan Islam, berbagai macam penyakit masih memiliki kemungkinan
untuk mendapatkan kesembuhan. Selagi masih memiliki keyakinan dan tekad yang
kuat untuk sembuh, maka dengan izin Allah SWT akan mendapat kesembuhan sempurna
melalui berbagai mediator.
ماَ اَنْزَلَ اللهُ دَاءً اِلَّا اَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Allah tidak menurunkan
penyakit melainkan Dia juga menurunkan obat yang menyembuhkannya.” (Shahih
Al-Bukhary, 5678)
Menurut Ibnul-Qayyim, penyakit itu dibagi menjadi dua
macam: Penyakit hati dan penyakit badan.
Penyakit hati dibagi menjadi dua macam:
1. Penyakit syubhat dan keragu-raguan.
Firman Allah,
فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُواْ يَكْذِبُونَ (10)
Artinya: “Alam hati mereka ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta.”(Al-Baqarah: 10)
....وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ
وَالْكَفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ اللهُ بِهَذَا مَثَلًا....
Artinya: “Dan supaya orang yang
beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan
orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam
hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): ‘Apakah yang
dikehendaki Allah dengan bilangan Ini sebagai suatu perumpamaan?’
(Al-Muddatstsir: 31)
Allah juga berfirman tentang orang yang diseru untuk
berhukum kepada Al-Quran dan As-Sunnah, namun dia enggan dan berpaling,
وَإِذَا دُعُواْ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ
إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُم مُّعْرِضُونَ )48( وَإِن يَكُن لَّهُمُ الْحَقُّ يَأْتُواْ
إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ (49)أَفِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَمِ ارْتَابُواْ أَمْ يَخَافُونَ
أَن يَحِيفَ اللهُ عَلَيْهِمْ وَ رَسُولِهِوج بَلْ أُوْلَئِكَ هُمُ
الظَّلِمُونَ (50)
Artinya: “Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya,
agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari
mereka menolak untuk datang. Tetapi jika Keputusan itu untuk (kemaslahatan)
mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidak datangan
mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka
ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim
kepada mereka? Sebenarnya, mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (An-Nur:
48-50)
2. Penyakit Syahwat
يَنِسَا~ءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ
النِّسَا~ءِ ج إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ
بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِى فِى قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً
مَّعْرُوْفًا (32)
Artinya: “Hai
isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.”
(Al-Ahzab: 32)
Adapun penyakit-penyakit badan merupakan ungkapan tentang kondisi yang
keluar dari tabiatnya yang normal menurut ukuran badan manusia.
Badan
memiliki tiga kondisi :
a. Kondisi normal, sesuai dengan tabiat.
b. Kondisi pertengahan.
c. Kondisi keluar dari normal.s
Pada kondisi pertama, badan menjadi sehat. Pada kondisi kedua, badan berada
di tengah-tengah antara keduanya. Pada kondisi ketiga, maka badan menjadi
sakit.
Keluarnya badan dari tabiatnya, entah karena faktor dari dalam, karena
badan manusia tersusun dari kondisi panas, dingin, lembab, dan kering. Adapun
faktor dari luar, karena apa yang menimpa dirinya dapat sesuai dengan
keadaannya dan juga dapat tidak sesuai dengan keadaannya. Bahaya yang menimpa
manusia, boleh jadi bermula dari watak yang buruk karena ia keluar dari kondisi
normal, namun boleh jadi karena ada kerusakan dalam sebagian anggota badan,
atau boleh jadi karena melemahnya fitalitas. Hal ini kembali kepada tambahan
dari keadaan normal atau kekurangan dari keadaan normal. (Ath-Thibb
An-Nabawy, Ibnul-Qayyim, hal 5-9)
Pengobatan ala-Nabi
(Ath-Tibb An-Nabawy)
Ibnul-Qayyim berkata, “Pengobatan ala-Nabi tidak seperti
layaknya pengobatan para ahli medis. Pengobatan ala-Nabi dapat diyakini dan
bersifat pasti, bernuansa Ilahy, berasal dari wahyu dan misykat nubuwah
serta kesempurnaan akal. Sementara pengobatan yang lainnya lebih banyak
bersifat praduga, kira-kira dan berdasarkan eksperimen, yang
ketidakefektifannya seringkali tidak dapat dipungkiri. Lain halnya dengan
pengobatan ala-Nabi, yang keefektifannya langsung diterima, disertai dengan
keyakinan akan kesembuhannya dan kesempurnaan penerimaannya berdasarkan iman dan
kepasrahan. Al-Qur’an yang menjadi kesembuhan bagi penyakit di dalam dada, jika
tidak diterima dengan cara itu, maka ia tidak akan menyembuhkan penyakit di
dalam dada. Bahkan bagi orang-orang munafik, Al-Qur’an itu semakin menambah
kejahatan di atas kejahatan mereka, menambah penyakit di atas penyakit mereka.”
Pengobatan ala-Nabi adalah apa yang digunakan Nabi Shalallahu Alaihi wa
Sallam, apa yang beliau perintahkan, apa yang beliau anjurkan dan apa yang
beliau larang untuk menyalahinya. Rasulullah melakukan pengobatan dengan hal-hal
yang dianjurkan sebagai sarana penyembuhan. Di antaranya ada tiga macam :
1.
Dengan obat-obatan
natural.
2.
Obat-obatan Ilahiyah.
3.
Kombinasi antara
keduanya.
Penjelasan Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam tentang obat, terkadang
bersifat khusus dan terkadang bersifat umum serta global. Penjelasan bersifat
umum meliputi berbagai macam sarana pengobatan, dan penjelasan beliau tidak
dikhususkan untuk penyakit tertentu, tapi untuk berbagai macam penyakit.
A.
Penjelasan Bersifat Umum
dan Global
Meliputi :
1. Hijamah (bekam, kop)
2. Madu
3. Habbatus-Sauda’ (Jinten Hitam)
4. Air Zamzam
5. Talbinah (Air rebusan gandum)
6. Ruqyah
7. Debu dan Ludah
B. Penjelasan Khusus dari Nabi
1. Hijamah dan Celak dengan henna, untuk mengobati sakit di kepala, kedua kaki, atau
bagian tubuh lainnya.
2. Madu untuk mengobati sakit perut.
3. Sundutan. Maksudnya, menyundut bagian tertentu dari badan dengan
menggunakan api.
4. Talbinah, yaitu air rebusan tepung gandum.
5. Itsmid, yaitu jenis batu hitam untuk bahan celak ketika mata sakit.
6. Kam’ah, yaitu jenis tanaman atau cendawan atau jamur (truffle), yang airnya
dapat menyembuhkan sakit mata.
7. Air, di antaranya air Zamzam dan air sumur. “Air Zamzam menyembuhkan
menurut niat apa yang ia diminum.” (As-Silsilah Ash-Shahihah, 883; Al-Irwa’,
1123. Menurut Al-Albany, ini hadits shahih)
8. Ruqyah, yaitu dengan membaca Al-Qur’an dan doa-doa ma’tsur dari Rasulullah Shalallahu
Alaihi wa Sallam.
9. Kurma (untuk mengobati keracunan dan sihir).
10. Air kencing Onta dan susunya untuk mengibati demam.
11. ‘Udul Hindy.
12. Ekor kambing gibas.
13. As-Sana dan As-Sannut. Keduanya termasuk jenis rerumputan untuk obat, yang
keduanya juga biasa disebut as-sana al-makky.
14. Operasi, yaitu membelah bisul dan mengeluarkan isinya.
15. Menyembuhkan kesusahan, kekhawatiran dan kesedihan hati.
0 komentar:
Posting Komentar