Pages

Senin, 05 Januari 2015

As-Sabil



PENYAKIT DAN PENGOBATAN AN-NABAWY
Macam-macam penyakit
Penyakit memiliki definisi sebagai keadaan di mana terjadi perubahan yang dapat dirasakan dan keluar dari kondisi normal, baik bersifat materiel maupun spiritual serta mengakibatkan bahaya yang nyata. Jenis dan macam dari penyakit itu sendiri juga beragam. Mulai dari penyakit ringan yang mudah disembuhkan, hingga penyakit yang akut (parah) dan butuh pengobatan yang lebih intensif untuk menyembuhkannya.
Di dalam pandangan Islam, berbagai macam penyakit masih memiliki kemungkinan untuk mendapatkan kesembuhan. Selagi masih memiliki keyakinan dan tekad yang kuat untuk sembuh, maka dengan izin Allah SWT akan mendapat kesembuhan sempurna melalui berbagai mediator.
ماَ اَنْزَلَ اللهُ دَاءً اِلَّا اَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Allah tidak menurunkan penyakit melainkan Dia juga menurunkan obat yang menyembuhkannya.” (Shahih Al-Bukhary, 5678)
            Menurut Ibnul-Qayyim, penyakit itu dibagi menjadi dua macam: Penyakit hati dan penyakit badan.
            Penyakit hati dibagi menjadi dua macam:
1.      Penyakit syubhat dan keragu-raguan.
Firman Allah,
فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُواْ يَكْذِبُونَ    (10)
Artinya: “Alam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”(Al-Baqarah: 10)
 ....وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْكَفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ اللهُ بِهَذَا مَثَلًا....  
Artinya: “Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): ‘Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan Ini sebagai suatu perumpamaan?’ (Al-Muddatstsir: 31)
Allah juga berfirman tentang orang yang diseru untuk berhukum kepada Al-Quran dan As-Sunnah, namun dia enggan dan berpaling,
وَإِذَا دُعُواْ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُم مُّعْرِضُونَ )48( وَإِن يَكُن لَّهُمُ الْحَقُّ يَأْتُواْ إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ (49)أَفِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَمِ ارْتَابُواْ أَمْ يَخَافُونَ أَن يَحِيفَ اللهُ عَلَيْهِمْ وَ رَسُولِهِوج بَلْ أُوْلَئِكَ هُمُ الظَّلِمُونَ (50)
Artinya: “Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika Keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (An-Nur: 48-50)
2.      Penyakit Syahwat

يَنِسَا~ءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ النِّسَا~ءِ ج إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِى فِى قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَّعْرُوْفًا (32)
Artinya: “Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Al-Ahzab: 32)
Adapun penyakit-penyakit badan merupakan ungkapan tentang kondisi yang keluar dari tabiatnya yang normal menurut ukuran badan manusia.
            Badan memiliki tiga kondisi :
a.      Kondisi normal, sesuai dengan tabiat.
b.      Kondisi pertengahan.
c.       Kondisi keluar dari normal.s
Pada kondisi pertama, badan menjadi sehat. Pada kondisi kedua, badan berada di tengah-tengah antara keduanya. Pada kondisi ketiga, maka badan menjadi sakit.
Keluarnya badan dari tabiatnya, entah karena faktor dari dalam, karena badan manusia tersusun dari kondisi panas, dingin, lembab, dan kering. Adapun faktor dari luar, karena apa yang menimpa dirinya dapat sesuai dengan keadaannya dan juga dapat tidak sesuai dengan keadaannya. Bahaya yang menimpa manusia, boleh jadi bermula dari watak yang buruk karena ia keluar dari kondisi normal, namun boleh jadi karena ada kerusakan dalam sebagian anggota badan, atau boleh jadi karena melemahnya fitalitas. Hal ini kembali kepada tambahan dari keadaan normal atau kekurangan dari keadaan normal. (Ath-Thibb An-Nabawy, Ibnul-Qayyim, hal 5-9)
Pengobatan ala-Nabi (Ath-Tibb An-Nabawy)
            Ibnul-Qayyim berkata, “Pengobatan ala-Nabi tidak seperti layaknya pengobatan para ahli medis. Pengobatan ala-Nabi dapat diyakini dan bersifat pasti, bernuansa Ilahy, berasal dari wahyu dan misykat nubuwah serta kesempurnaan akal. Sementara pengobatan yang lainnya lebih banyak bersifat praduga, kira-kira dan berdasarkan eksperimen, yang ketidakefektifannya seringkali tidak dapat dipungkiri. Lain halnya dengan pengobatan ala-Nabi, yang keefektifannya langsung diterima, disertai dengan keyakinan akan kesembuhannya dan kesempurnaan penerimaannya berdasarkan iman dan kepasrahan. Al-Qur’an yang menjadi kesembuhan bagi penyakit di dalam dada, jika tidak diterima dengan cara itu, maka ia tidak akan menyembuhkan penyakit di dalam dada. Bahkan bagi orang-orang munafik, Al-Qur’an itu semakin menambah kejahatan di atas kejahatan mereka, menambah penyakit di atas penyakit mereka.”
Pengobatan ala-Nabi adalah apa yang digunakan Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, apa yang beliau perintahkan, apa yang beliau anjurkan dan apa yang beliau larang untuk menyalahinya. Rasulullah melakukan pengobatan dengan hal-hal yang dianjurkan sebagai sarana penyembuhan. Di antaranya ada tiga macam :
1.      Dengan obat-obatan natural.
2.      Obat-obatan Ilahiyah.
3.      Kombinasi antara keduanya.
Penjelasan Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam tentang obat, terkadang bersifat khusus dan terkadang bersifat umum serta global. Penjelasan bersifat umum meliputi berbagai macam sarana pengobatan, dan penjelasan beliau tidak dikhususkan untuk penyakit tertentu, tapi untuk berbagai macam penyakit.
A.     Penjelasan Bersifat Umum dan Global
Meliputi :
1.      Hijamah (bekam, kop)
2.      Madu
3.      Habbatus-Sauda’ (Jinten Hitam)
4.      Air Zamzam
5.      Talbinah (Air rebusan gandum)
6.      Ruqyah
7.      Debu dan Ludah

B.      Penjelasan Khusus dari Nabi
1.      Hijamah dan Celak dengan henna, untuk mengobati sakit di kepala, kedua kaki, atau bagian tubuh lainnya.
2.      Madu untuk mengobati sakit perut.
3.      Sundutan. Maksudnya, menyundut bagian tertentu dari badan dengan menggunakan api.
4.      Talbinah, yaitu air rebusan tepung gandum.
5.      Itsmid, yaitu jenis batu hitam untuk bahan celak ketika mata sakit.
6.      Kam’ah, yaitu jenis tanaman atau cendawan atau jamur (truffle), yang airnya dapat menyembuhkan sakit mata.
7.      Air, di antaranya air Zamzam dan air sumur. “Air Zamzam menyembuhkan menurut niat apa yang ia diminum.” (As-Silsilah Ash-Shahihah, 883; Al-Irwa’, 1123. Menurut Al-Albany, ini hadits shahih)
8.      Ruqyah, yaitu dengan membaca Al-Qur’an dan doa-doa ma’tsur dari Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam.
9.      Kurma (untuk mengobati keracunan dan sihir).
10.  Air kencing Onta dan susunya untuk mengibati demam.
11.  ‘Udul Hindy.
12.  Ekor kambing gibas.
13.  As-Sana dan As-Sannut. Keduanya termasuk jenis rerumputan untuk obat, yang keduanya juga biasa disebut as-sana al-makky.
14.  Operasi, yaitu membelah bisul dan mengeluarkan isinya.
15.  Menyembuhkan kesusahan, kekhawatiran dan kesedihan hati.

0 komentar:

Posting Komentar